Pentingnya Budaya Positif

Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi - tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
budaya positif di sekolah
Apakah budaya positif di sekolah berdiri sendiri dalam menciptakan budaya ajar yang baik?
Tidak, Budaya sekolah akan terwujud jika terdapat kolabarosai antara pemangku kepentingan di sekolah, mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru / rekan sejawat, staf dan karyawan, siswa, orang tua, maupun masyarakat agar dapat menciptakan budaya ajar yang baik menuju murid merdeka.
Bagaimana penerapan budaya positif jika dikaitkan dengan nilai lain dalam aktivitas belajar mengajar sehari-hari?
Penerapan budaya positif tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi memerlukan proses dan waktu. Dalam menerapkan budaya positif di sekolah harus dilaksanakan secara komprehensif dan dimulai dari lingkup terkecil yaitu di dalam kelas. Untuk menerapkan budaya positif di dalam kelas diawali dengan membuat kesepakatan kelas yang berisi nilai – nilai maupun keyakinan yang akan ditanamkan di dalam diri siswa sehingga menumbuhkan disiplin positif dari dalam diri siswa. Misalnya nilai menghargai orang lain dapat menumbuhkan sikap disiplin waktu baik guru maupun siswa agar tidak terlambat memasuki kelas ataupun mengumpulkan tugas.
Bagian mana dari modul sebelumnya yang berkaitan dan mendukung budaya positif?
Pada Modul 1.1 Mengenai Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak – anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Pendidik adalah pamong yang dapat memberikan tuntunan dan arahan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Dengan "Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, pendidik diharapkan mampu membimbing dan menyiapkan siswanya dimasa depan agar menjadi manusia berdaya, tidak hanya untuk pribadi tapi berdampak pada masyarakat. Murid yang akan berdampak pada masyarakat adalah yang menjadi pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan sesuai dengan nilai – nilai pancasila. Siswa yang memiliki profil yang demikian adalah siswa yang terbangun tuh keenam dimensinya, yaitu : 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong royong, 4) berkebhinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif.
Pada Modul 1.2 Mengenai Peran dan Nilai Guru Penggerak.
Nilai yang harus melekat pada Guru Penggerak yaitu: 1)mandiri, 2) reflektif, 3) kolaboratif, 4) inovatif, dan 5) berpihak pada murid.
Peran Guru Penggerak antara lain: 1) memimpin pembelajaran, 2) menjadi coach guru lain, 3) mendorong kolaborasi antar guru, 4)menggerakkan komunitas praktisi, dan 5) mewujudkan kepemimpinan murid.
Dengan peran tersebut guru penggerak dapat mengajak semua komponen di sekolah untuk saling bekerjasama dan berkolaborasi untuk menumbuhkan budaya positif menuju visi sekolah impian.
Pada Modul 1.3 Mengenai Visi Guru Penggerak
Paradigma mengaplikasikan Inquiry Apresiatif melalui tahapan BAGJA (dalam bahasa sunda berarti bahagia ). Tahapan BAGJA : Buat Pertanyaan – Ambil Pelajaran – Gali Mimpi – Jabarkan Rencana – Atur Eksekusi
Bagaimana peran guru penggerak menularkan kebiasaan baik kepada guru lain dalam membangun budaya positif di sekolah?
Peran pertama yang dapat dilakukan adalah menjadi pemimpin pembelajaran yang menerapkan budaya positif di kelas hingga mendorong murid mencapai kemerdekaannya dalam belajar. Dengan peran ini, guru/rekan sejawat maupun warga sekolah akan melihat hal baik yang diberikan sehingga mendorong guru lain untuk mencontohnya, hal ini menunjukkan bahwa guru penggerak menjadi coach bagi guru lain. Selain hal tersebut, guru penggerak harus mampu mendorong semua pihak untuk saling berkolaborasi dalam membangun budaya positif di sekolah.
Bagaimana guru penggerak bisa menumbuhkan budaya positif di kelas menjadi budaya positif sekolah dan menjadi visi sekolah?
Guru penggerak bersama dengan murid membuat kesepakatan kelas untuk menumbuhkan budaya positif. Kesepakatan kelas yang berhasil menumbuhkan budaya positif di kelasnya, kemudian juga menularkan kepada rekan sejawat, dilakukan secara konsisten untuk jangka waktu yang tidak terbatas, sehingga muncul nilai-nilai karakter sebagai penerapan budaya positif di sekolah. Keberhasilan penerapan budaya positif di tingkat kelas dan pengimbasan ke rekan sejawat, secara lebih luas, bisa ditumbuhkan menjadi visi sekolah.
Rancangan Aksi Nyata (Budaya Sekolah)
Peran sekolah sebagai satu intsitusi pembentukan karakter menjadi sebuah keniscayaan, meskipun dalam membentuk karakter siswa tidak dapat dilakukan secara instan. Diperlukan adanya suatu pembiasaan pada siswa. Pembiasaan ini dapat dilakukan melalui budaya yang ada di sekolah. Banyak sekali budaya yang dapat ditanamkan pada siswa, salah satunya adalah budaya 5S atau senyum, salam, sapa, sopan dan santun. Program 5s ini merupakan kegiatan yang sederhana, namun memiliki peranan dalam mewujudkan hubungan harmonis antar sesama.
Berikut adalah rancangan aksi nyata yang akan dilakukan selama empat minggu ke depan dalam membentuk budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) mewujudkan harmonisasi sesama warga sekolah:
Demikian artikel tentang pentingnya budaya positif di sekolah. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pentingnya Budaya Positif"

Posting Komentar